CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Total Tayangan Halaman

Trail Of Waving Hearts

Rabu, 09 Desember 2020

MEMBUAT SLOPE DARI DEM DENGAN MENGGUNAKAN ARCMAP

 

Menurut (Arsyad, 2000) slope atau kemiringan lereng menunjukkan besarnya sudut lereng dalam derajat. Semakin besar nilai derajat sebuah slope maka menunjukkan semakin terjal, sedangkan semakin kecil nilai derajat sebuah slope menunjukkan semakin landai wilayah tersebut. Menurut (Arsyad, 2000) kemiringan lereng diklasifikasikan menjadi:

Kemiringan (%)

Klasifikasi

Kelas

0-3

Datar

A

3-8

Landai atau berombak

B

8-15

Agak Miring

C

15-30

Miring

D

30-45

Agak Curam

E

45-65

Curam

F

>65

Sangat Curam

G

Tahap pengolahan Kemiringan Lereng (slope) dengan menggunakan data DEMNAS  adalah sebagai berikut:

1.         Siapkan DEMNAS yang telah di clip sesuai dengan batas administrasinya, disini saya menggunakan DEM Kota Batu

2.         Buka ArcToolbox => Raster Surface => Slope, lalu masukkan file DEMNAS yang telah ter-clip ke dalam kolom Input raster. Ubah kolom output measurement menjadi PERCENT_RISE.

3.         Akan diperoleh hasil seperti berikut. Klasifikasikan pada menu layer properties => symbology => classified, klasifikasikan menjadi 5 kelas berdasarkan warna yang berbeda yaitu datar (hijau tua), landai (hijau muda), agak curam (kuning), curam (oranye), dan sangat curam (merah).

Hasil dan Pembahasan

Kelerengan (slope) adalah kenampakan permukaan alam yang disebabkan adanya perbedaan ketinggian antara dua tempat. Sudut yang membentuk  2 ketinggian tersebut disebut sudut kemiringan/slope. Daerah yang relatif datar memiliki nilai sudut slope yang kecil, sedangkan daerah curam memiliki niai sudut slope yang tinggi. Hasil slope dibagi ke dalam 5 kelas dengan warna yang berbeda yaitu sangat curam (merah), curam (oranye), kuning (agak curam), landai (hijau muda), dan datar (hijau tua). Sudut slope datar berada pada rentang 0-8°, landai 8-15°, agak curam 15-25°, curam 25-45°, dan sangat suram > 45°.

        Pada data DEMNAS terlihat wilayah di dominasi oleh wilayah datar hingga agak curam, serta Sebagian kecil wilayah curam hingga sangat curam. Hal ini sesuai dengan karakteristik Kota Batu sendiri yaitu sebagian besar terdiri dari dataran tinggi sehingga disana terdapat banyak objek wisata seperti perkebunan buah, pemandian air panas, air terjun dan sebagainya. Suhu udara di Kota Batu pun masih terasa sangat sejuk karena letaknya yang terdapat di dataran tinggi. Tampilan slope ini bisa dibuat agar terlihat 3D dengan menambahkan hillshading yang akan kita bahas pada postingan berikutnya.

Daftar Pustaka

Arsyad, S. (2000). Konservasi Tanah dan Air. Bandung: Penerbit IPB (IPB Press).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar