Menurut Rahmat Kusnadi (2013) dalam (Ahmad, 2018) peta kontur merupakan peta yang menggambarkan sebagian bentuk-bentuk permukaan bumi yang bersifat alami dengan menggunakan garis-garis kontur. Garis kontur didefinisikan sebagai garis yang menghubungkan tempat-tempat atau titik-titik yang memiliki elevasi atau ketinggian yang sama di atas atau di bawah suatu datum (bidang level). Kontur terbentuk dari titik-titik tinggi yang memiliki ketinggian yang sama. Dari titik-titik tersebut kemudian dapat dihubungkan sehingga terbentuk garis yang menandakan suatu ketinggian. Pada saat ini kontur dapat dibuat secara otomatis, salah satunya dengan menggunakan Arc Map. pada pengolahan ini menggunakan DEM SRTM yang telah di clip dengan shp Kota Batu, Jawa Timur.
Tahap pengolahan kontur DEM SRTM kota Batu adalah sebagai berikut:
1. Input terlebih dahulu dem yang akan dipakai, lalu pada Arc Map, cari Arc Toolbox => Spatial Analysis Tool => Surface => Contour.
Tool Contour
2.
Masukkan
data DEM. Pada interval kontur diisi 25 dimana menandakan setiap interval
kontur berjarak 25 m.interval kontur dapat diganti sesuai dengan kebutuhan
Jendela pada Tool Contour
3. Jika berhasil maka akan terbentuk kontur dengan shp baru.
Hasil dari garis kontur menggunakan data DEM
Berdasarkan pengolahan kontur menggunakan interval 25 m. Hal ini dikarenakan skala area studi yang belum ditetapkan dan pada interval tersebut garis kontur tidak terlalu rapat ataupun terlalu renggang sehingga memudahkan untuk pengamatan dan analisis. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa kontur pada kota Batu tergolong rapat. Ini menandakan banyaknya variasi ketinggian dari kondisi topografi kota Batu, memang secara geografis merupakan daerah pegunungan
Daftar Pustaka
Ahmad, F. (2018). Analisis Tingkat Kebisingann di Universitas Semarang dengan Peta Kontur Menggunakan Software Golden 14. Elektrikal, 22-27.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar