CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Total Tayangan Halaman

351753
Trail Of Waving Hearts

Senin, 28 September 2020

PELAKSANAAN STAKEOUT TRANSFER ELEVASI/TRANSFER LEVEL

 Pengertian Transfer Elevasi

Transfer elevasi merupakan cara penentuan elevasi suatu titik di lapangan dimana penentuan tersebut didasarkan dari suatu titik yang telah diketahui elevasinya. Pada pekerjaan bidang konstruksi, transfer elevasi dilakukan untuk pembuatan bouwplank. Bouwplank (papan bangunan) berfungsi untuk membuat titik-titik as bangunan sesuai dengan gambar denah bangunan yang diperlukan untuk penentuan jalur/arah pondasi dan juga sebagai dasar ukuran tinggi/level/peil penentuan ketinggian lantai dalam rumah dengan permukaan jalan (Fitrianto, 2012). 

 Pelaksanaan Transfer Elevasi/Level Transfer

Tahapan pengukuran transfer elevasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Persiapan alat dan bahan untuk pengukuran
  2. Mengukur jarak dari patok ke seluruh titik pengukuran. 
  3. Lakukan stake out pada seluruh titik dengan sudut yang telah ditentukan dan jarak yang telah dicari sebelumnya dengan alat theodolite.
  4.   Pasangkan kayu reng pada setiap titik stake out.
  5.  Letakkan alat waterpass di antara patok dan titik untuk mengukur ketinggian.
  6. Ukur ketinggian patok yang akan di transfer elevasi dan titik yang menjadi target. 
  7.  Elevasi yang akan di pindahkan adalah setinggi 0,5 meter
  8.  Hitung dan tentukan elevasi pada pada titik lainnya dan ikatkan benang kasur sebagai penanda bahwa ketinggian tersebut adalah 0,5 meter dari titik patok. 
  9.  Lakukan pengecekan dan koreksi kesalahan

Hasil Pengukuran Transfer Elevasi

Sebelum melakukan penyamaan elevasi dari tiap titik bujur sangka yang telah dibuat sebelumnya maka harus dilakukan pengukuran nilai benang tengah (BT) ditiap titik bujur sangkar dan juga titik acuan (titik A). Berikut data bacaan benang tengah ditiap titik:


Dari data tersebut dihasilkan beda tinggi terbesar antara titik A dengan titik lainnya yaitu beda tinggi antara titik C dengan titik A sebesar 1,665 m – 1,052 m = 0,513 m. Nilai beda tinggi terbesar ini dijadikan nilai batas minimal dalam melakukan transfer elevasi. Selanjutnya melakukan transfer elevasi terhadap titik bujur sangkar:

1.       Transfer elevasi di titik B

Tinggi rambu di titik B = Z – (BTC - BTB)

Tinggi rambu di titik B = 1,5 m – (1,665 – 1,314)

Tinggi rambu di titik B = 1,149m 

2.       Transfer elevasi di titik A

Tinggi rambu di titik A = 0,887 m

3.       Transfer elevasi di titik D

Tinggi rambu di titik D = 1,443 m

Dimana :

Pembahasan

Pada pengukuran stake out transfer elevasi tersebut menggunakan metode penaik-turunan rambu ukur. Proses stake out transfer elevasi membentuk kumpulan titik yang memiliki elevasi yang sama, tetapi setelah dilakukan pengecekan terdapat kesalahan nilai elevasi pada tiap titik. Berikut merupakan uraian kesalahan elevasi pada tiap titik:

 

        Kesalahan yang terjadi pada stake out transfer elevasi besar kemungkinannya karena kurang akuratnya pengikatan benang kasur pada kayu reng sebagai penanda elevasi yang disamakan pada setiap titik. Kesalahan terbesar terjadi pada titik C dimana terjadi koreksi -0,002 m dan titik D terjadi kesalahan -0,001 dari elevasi yang seharusnya didapatkan

 

Dokumentasi pengukuran

 

(Praktikum survey rekayasa 2 Teknik Geodesi Universitas Diponegoro angkatan 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar