TAWURAN ANTAR PELAJAR
Disusun oleh :
·
Evita Luxmi
·
Kharisma Srinarta
·
M Taufik Dio
·
Rizki Bagus Trianto
·
Yoga Prabu Saputra
SMA NEGERI 2 Balikpapan
Tahun pelajaran 2015/2016
Tahun pelajaran 2015/2016
ALAMAT : Jl. Soekarno Hatta Strat IV
Balikpapan
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kelimpahan rahmat dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan laporan karya ilmiah kami ini yang berjudul “ Tawuran Antar Pelajar “ laporan ini disusun sebagai
salah satu tugas mata pelajaran Sosiologi.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terima ksaih yang sebesar – besarnya kepada
1. Bapak
Drs. Jamhurie Halid Effendi selaku guru pembimbing
2. Bapak
kompol Sumiran, Amd. Selaku narasumber dalam proses wawancara
3. Orang
tua kami yang membantu baik moral maupun materi.
4. Rekan–rekan
satu kelompok yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini.
5. Para
responden yang bersedia mengisi angket dan quisioner yang telah kami sediakan
Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan,
bahasa, ataupun penulisnya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun, khususnya dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Balikpapan, 18 Mei 2016
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………………………………..
Lembar persetujuan ……………………………………………………………………………………..
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………..
Daftar isi ……………………………………………………………………………………..
Abstrak
……………………………………………………………………………………..
Bab 1 Pendahuluan ………………………..............................................................................................
1.2 Latar
Belakang ………………………………………………………………………………………
1.3 Pembatasan
Masalah ………………………………………………………………………...… ………….
1.4 Rumusan
Masalah ………………………………………………………………………………………
1.5 Hipotesis
………………………………………………………………………........................
1.6
Tujuan Masalah .………………………………………………………………………………………
1.7 Manfaat
Penelitian ……………………………………………………………………………….............
Bab 2 Kajian Pustaka ………………………………………………………………………………………
2.1
Pengertian Tawuran
…………………………………………………………………………………........
2.2
Penyebab Tawuran ……………………………………………….……………………………..
………
2.3
Dampak Tawuran
………………………………………………………………………………………
2.4
Cara Pencegahan Tawuran
………………………………….……………………………………………………
Bab 3 Metodologi Penelitian …………………………………………………………………………………………
3.1 Lokasi
Penelitian
…………………………………………………………………………………….
3.2 Objek
Penelitian ………………………………………………………………………........................
3.3 Waktu
Penelitian
………………………………………………………………………………………
3.4 Jenis
Penelitian
………………………………………………………………………………………
3.5 Populasi
dan Sampel
………………………………………………………………………………………
3.6
Rancangan Penelitian
………………………………………………………………………………………
3.7
Teknik Analisis Data
……………………………………………………………………………………….
3.8 Pengumpulan data ………………………………………………………………………………………
3.8.1Tabel Hasil Quisioner
………………………………………………………………………………………..
3.8.2 Tabel Hasil Angket
3.8.2 Tabel Hasil Angket
………………………………………………………………………………………..
3.8.3 Hasil Wawancara
3.8.3 Hasil Wawancara
………………………………………………………………………………………..
3.9 Analisis Data
3.9.1 Quisioner
……………………………………………………………………………………….
3.9.2 Angket
……………………………………………………………………………………….
3.9.3 Wawancara
……………………………………………………………………………………….
Bab 4 Pembahasan
.......................................................................................................................................
Bab 5 Kesimpulan dan Saran ………………………………………………………………………………………..
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................................
5.2 Saran …....................................................................................................................................
Bab 6 Daftar Pustaka …………………………………………………………………………... ……………
Bab 7 Lampiran ………………………………………………………………………………………….
7.1 Lampiran data
………………………………………………………………………………………….
7.2 Lampiran Gambar
………………………………………………………………………………………….
ABSTRAK
Fenomena
tawuran antar pelajar yang
kian marak akhir-akhir ini di sudah bukan sekedar tawuran remaja biasa.
Perkelahian beramai-ramai tersebut bukan dengan tangan kosong atau mengandalkan
kekuatan, melainkan sudah menggunakan barang-barang atau senjata berbahaya
lainnya dan mengarah ke tindakan kriminal karena menelan korban jiwa.
Belum pupus ingatan kita terhadap tawuran antar pelajar SMAN 6 dan SMAN 70 di bundaran Bulungan, Jakarta Selatan, Senin, 24 September 2012, yang menyebabkan seorang siswa SMA 6 tewas, kemarin Rabu 26 September, siswa kelas 3 SMA Yayasan Karya 66 (Yakhe) meregang nyawa seusai tawuran dengan SMK Kartika Zeni, di Jakarta Timur.
Belum pupus ingatan kita terhadap tawuran antar pelajar SMAN 6 dan SMAN 70 di bundaran Bulungan, Jakarta Selatan, Senin, 24 September 2012, yang menyebabkan seorang siswa SMA 6 tewas, kemarin Rabu 26 September, siswa kelas 3 SMA Yayasan Karya 66 (Yakhe) meregang nyawa seusai tawuran dengan SMK Kartika Zeni, di Jakarta Timur.
Perkelahian
antar pelajar bukan persoalan “darah muda” lagi. Sejak masa
dulu tetap ada perkelahian, namun sekarang terjadi perubahan besar agresivitas
atau keinginan kuat pada remaja itu dipengaruhi kelompok yang biasa menjadi
pelaku tawuran. Mereka menjadi berani dan agresif setelah berkelompok di tambah
lagi dengan membawa barang-barang atau senjata berbahaya. Mereka yang terlibat
tawuran sudah tidak memikirkan apa-apa lagi selain apa yang harus dikerjakan
saat perkelahian itu, yaitu mengandalkan ego per individu untuk “menghabisi”
lawannya. Bisa jadi persoalan timbul dikarenakan kurangnya ruang publik dan
kreasi untuk remaja.
Pengamat
pendidikan Utomo Danan Jaya seperti yang dilansir Kompas (26/9/2012),
mengungkapkan, kembali maraknya tawuran antar pelajar dipengaruhi oleh
kondisi sosial masyarakat yang terus menggerus karakter para pelajar.
Generasi muda disuguhkan informasi yang lebih banyak mempertontonkan tokoh
masyarakat yang berperilaku buruk, jauh dari ekspektasi yang seharusnya menjadi
teladan. Seharusnya tokoh masyarakat memberi contoh bagaimana cara sopan
santun, menghargai sesama, jujur, dan arif. Tetapi yang dipertunjukkan justru
sebaliknya.
BAB I
Pendahuluan1.1 LATAR BELAKANG
Laporan penelitian ini kami buat untuk memenuhi
tugas sosiologi dan diharapkan dapat memberi informasi kepada para pembaca.
Perlu kita ketahui bahwa tawuran sering terjadi baik
dikalangan siswa SMP,SMA, dan
mahasiswa maupu masyarakat umum.Dikalangan remaja kurang lebih pada umur
12 – 18 tahun adalah individu labil yang emosinya rentang tidak terkontrol oleh
pengendalian dari yang benar.
Kelakuan remaja yang belum mengerti terhadap bahaya tawuran membuat
para remaja tidak berfikir selaras logika tentang bahaya tawuran yang mungkin
mereka tahu. Tawuran itu sudah menjadi budaya dikalangan remaja, sehingga tidak
mengerti
resiko tawuran. Dari hal tersebut, dikhawatirkan para remaja menjadi anak yang
brutal, criminal, dan durhaka pada orang tuanya, Dengan alasan diatas, kami meneliti masalah tawuran
dikalangan siswa SMAN 2
BALIKPAPAN.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Tawuran
sering terjadi antar pelajar usia remaja
2. Tawuran
terjadi karena ketidakmampuan mereka menyelesaikan masalah dengan baik.
3. Tawuran
dapat menimbulkan berbagai kerugian baik moril maupun materil.
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan
dibahas dalam penulisan penelitian ini, maka dilakukan pembatasan masalah pada
tawuran antar pelajar
1.4 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan diatas,
kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
cara menanggulangi tawuran antar pelajar?
2. Apa
akibat dari tawuran?
3. Apa
penyebab adanya tawuran?
1.5 HIPOTESIS
Berdasarkan permasalahan diatas,
kami dapat mengambil hipotesis berupa:
1. Tawuran antar pelajar terjadi karena kurangnya rasa
persatuan antar pelajar dan sifat remaja sendiri yang
masih labil.
2. Tawuran antar pelajar mengakibatkan ketidaknyamanan di lingkungan masyarakat.
1.6 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui seberapa besar budaya tawuran di kalangan SMA.
2. Seberapa kuat perang orang tua, maupun sekolah dalam
budaya ini.
3. Memberikan motivasi kepada para pelajar agar tawuran bisa
berhenti.
4. Mengetahui cara-cara pencegahan dan penyebaran budaya tawuran para
pelajar.
1.7 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini juga
bermanfaat untuk :
1. Bagi
peserta didik, penulisan ini bermanfaat sebagai referensi mengenai budaya
tawuran antar pelajar, faktor-faktor penyebabnya, pengaruh negative dari
tawuran tersebut, dan sebagai acuan dalam menyikapi berbagai dampak yang
ditimbulkan tawuran agar terhindar dari tawuran itu sendiri.
2. Bagi
pendidik, penulisan ini bermanfaat untuk memberi informasi mengenai tawuran,
faktor-faktor penyebabnya, pengaruh yang ditimbulkan bagi perkembangan peserta
didik, serta memudahkan pendidik untuk mengontrol peserta didiknya agar
terhindar dari prilaku tawuran.
3. Bagi
orang tua, penulisan ini bermanfaat untuk memberi informasi kepada orang tua
mengenai tawuran, faktor-faktor penyebabnya, pengaruh yang ditimbulkan bagi
perkembangan anaknya, serta memudahkan orang tua untuk menjauhkan anaknya dari
perilaku ini.
4. Bagi
masyarakat umum, penulisan ini bermanfaat untuk memberi informasi kepada
masyarakat umum mengenai pengertian tawuran, faktor-faktor penyebabnya,
pengaruh yang ditimbulkan, agar masyarakat bisa mengetahui lebih rinci mengenai
tawuran yang terjadi di dalam keseharian mereka.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN TAWURAN
Berbagai
masalah tentang masalah tawuran antar pelajar pada masa ini, terutama di
negara kita Indonesia, yang dikenal dengan baik budaya ketimuran kita yang
terkenal mengerti akan sopan santun juga marak terjadi.
Tawuran adalah masalah sosial
berupa pertikaian diantara 2 kelompok atau lebih yang dilakukan dengan cara
kekerasan dan menimbulkan banyak dampak negative. Tawuran biasanya terjadi pada
remaja usia 12-19 tahun.
2.2 PENYEBAB TAWURAN
Bahwa dikalangan pelajar SMA N 2
Balikpapan masih sering terjadi
tawuran antar pelajarbaik dari luar sekolah maupun dalam sekolah, pelajar masih belum bisa mengendalikan emosi,
ego masing-masing, disebabkan itu masih sering terjadinya tawuran, penyebabnya tawuran
pun beragam diantaranya faktor internal, ekternal, dan
sebagainya.
Semua itu dikarenakan pelajar
sekarang mentalnya mudah naik turun, akal sehat dan pikiran panjangnya pun
tidak digunakan. Mereka hanya mementingkan kepentingan sendiri atau golongan
atau menuruti emosi atau juga mengandalkan ototnya saja, seperti tawuran antar
siswa. Akhirnya pun akibat yang mereka rasakan berat bagi keluarga, masyarakat,
bahkan negara sekalipun.
Keadaan
itupun diperparah dengan mulai mengalirnya kekerasan yang mulai menutupi budaya
yang sopan, dan melalui media-media massa, seperti koran atau majalah, dan
media-media elektronik, seperti halnya televisi atau internet.
Apalagi
di zaman serba modernisasi dan globalisasi, informasi tersebut makin menyebar
ke seluruh pelosok dunia. Budaya sopan santun dari Indonesia pun mulai
ditanggalkan dan hanya dianggap kuno. Makin banyak anak yang tidak punya sopan
santun dan tata krama terhadap teman, bahkan terhadap orang tua.
Akibatnya,
para pelajar pun rentan sering terjadi tawuran, terutama para pelajar SMA/SMK.
Hal yang sama juga dapat terjadi pada pelajar SMP dan masyarakat umum. Ditambah
lagi, apabila terdapat korban.
Semua masalah itu akan menyebabkan image pelajar dan sekolah menjadi buruk di mata masyarakat umum. Kita sebagai pelajar yang perannya sebagai penerus kejayaan bangsa Indonesia pun harus malu dan berani memutar balikkan hal negative yang ada untuk kepentingan bangsa kedepannya.
Semua masalah itu akan menyebabkan image pelajar dan sekolah menjadi buruk di mata masyarakat umum. Kita sebagai pelajar yang perannya sebagai penerus kejayaan bangsa Indonesia pun harus malu dan berani memutar balikkan hal negative yang ada untuk kepentingan bangsa kedepannya.
2.3 DAMPAK TAWURAN
Adapun
akibat adanya tawuran yaitu Kerugian fisik, pelajarpun yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban.
Baik itu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian. Masyarakat
sekitar juga dirugikan. Kemudian Terganggunya proses belajar mengajar
sehingga Menurunnya moralitas para pelajar. Dan yang jelas Hilangnya perasaan
peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai, kita evaluasi dari itu, kita harus sadar bahwa tawuran tidak ada gunanya,
tawuran itu hanya membawa kesensaraan bagi kita semua, maka dari itu kita
sebagai insan bangsa harus menghilangkan budaya tawuran di kalangan pelajar.
Dan tawuran harus hilang dari pikiran para pelajar, agar kita tidak terpuruk
dari masalah yang ada di Indonesia
2.4 CARA MENCEGAH TAWURAN
Cara mencegah tawuran yaitu Bekali diri dengan pengetahuan agama sebanyak-banyaknya.
Ini juga bisa menjadi pesan serius untuk para orang Tua, untuk jangan hanya
mengarahkan anak anak mereka untuk berprestasi dalam pelajaran-pelajaran dunia
saja, akan tetapi harus diimbangi dengan prestasi ahlak dan budi pekerti dengan
mengarahkan anak anak mereka untuk belajar agama di luar waktu sekolah.
Kemudian Pengawasan orang Tua. Dengan menjalin komonikasi yang baik dengan anak, saya yakin sudah cukup
membentengi anak dari pengaruh negatif lingkungannya. Setelah itu
Mengikuti
kegiatan tambahan di sekolah. Mengikuti
kegiatan kegiatan luar sekolah saya kira sangat ampuh untuk menyalurkan energi
berlebih pada diri siswa seperti Bela Diri, bukan untuk mengajar mereka
berkelahi (walaupun sebenarnya wajib diajarkan. karena semakin pinter seseorang berkelahi, semakin ingin mereka menjauhi
perkelahian tersebut. Dan juga Jangan mudah terprovokasi. teliti,
cermati dan gali setiap informasi yang kita dengar, dan kita lihat, sebelum
mengambil tindakan terhadap permasalahan tersebut.
Sekolah bisa saja membuat aturan aturan khusus kepada siswanya untuk bisa
meminimalisir terjadinya ketegangan siswa antar sekolah, Terutama buat sekolah
sekolah yang jaraknya berdekatan. Dan Hindari nongkrong habis pulang sekolah. Nongkrong habis pulang sekolah sering menjadi pemicu awal terjadinya
pertikaian antar sekolah. Yang terpenting Jalin silaturrahmi antar sekolah, bisa dengan cara mengadakan pertandingan pertandingan olah raga antar
sekolah.
TAPI Perlu menjadi catatan, sangat tidak di anjurkan melakukan pertandingan
antar sekolah untuk oleh raga yang bersentuhan langsung dengan para pemainnya,
seperti sepak bola contohnya, karna menurut pengalaman, berawal dari cidera
pemain yang tersenggol pemain lawan, timbul ap-api dendam dalam diri siswa
untuk melanjutkan pertandingan tersebut ke arena tawuran.saya karang-karang sendiri, tentunya berdasarkan
pengalaman hidup, karna saya juga pernah merasakan ego-nya jiwa masa masa
SMA/SMK dan solidnya persatuan ketika menjadi seorang pelajar dan
Alhamdulillah saya tidak pernah ikut tawuran pelajar, bukan karna saya seorang
pengecut atau karna tidak pintar berkelahi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN3.1 LOKASI PENELITIAN
Kami melakukan penelitian di SMAN 2 Balikpapan,
JL.Soekarno Hatta Strat IV Balikpapan. Kami juga melakukan wawancara di rumah
bapak kompol Sumiran, Amd. yaitu di JL.DI.Panjaitan RT 87 no 72 Karang rejo,
Balikpapan.
3.2 OBJEK PENELITIAN
Objek
penelitian kami yaitu para pelajar SMA 2 Balikpapan, JL.Soekarno Hatta Strat IV
Balikpapan.
3.3 WAKTU PENELITIAN
Waktu penelitian yang kami butuhkan untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya adalah kurang lebih 1 bulan.
3.4 JENIS PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan angket dan kuisioner kepada para pelajar di SMA 2
Balikpapan kelas X dan XI secara acak, serta mewawancarai satu orang
narasumber.
3.5 POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dari penelitian ini adalah para pelajar
SMA. Sampel dari penelitian ini adalah Pelajar dari SMAN 2 Balikpapan. Sementara itu, yang membagikan
angket dan quisioner adalah salah satu dari anggota kami.
3.6 RANCANGAN PENELITIAN
Para anggota kelompok kami akan memberikan angket kepada
para pelajar kelas X dan XI di SMA 2 BALIKPAPAN, perkelas akan diberikan 5
angket dan 5 quisioner, kami membagikannya kepada 4 kelas saja. Kami juga
mewawancarai satu orang narasumber yaitu Kompol Sumiran, Amd.
3.7 TEKNIS ANALISIS DATA
Data
kualitatif yang dikumpulkan dari kelas X dan XI serta hasil dari wawancara. Hasil-hasil
ini yang bersifat valid atau nyata, kemudian disimpulkan kembali sampai sesuai
dengan hipotesis penelitian. Apabila hasilnya tidak sesuai, maka harus
melakukan eksperimen atau penelitian kembali mengenai masalah ini.
3.8 PENGUMPULAN DATA
3.8.1 TABEL HASIL QUISIONER PENELITIAN
Angket untuk kelas : X dan XI
SMA 2 Balikpapan
Jumlah responden : 20 Pelajar
Jumlah pertanyaan : 28 Pertanyaan
Jumlah responden : 20 Pelajar
Jumlah pertanyaan : 28 Pertanyaan
NO
|
Pertanyaan
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
|||||
1
|
Saya tidak suka kekerasan karena dilarang agama
|
19
|
1
|
-
|
-
|
-
|
|||||
2
|
Saya pernah memukul seseorang karena masalah sepele
|
-
|
3
|
5
|
7
|
5
|
|||||
3
|
Orang lebih senang menyelesaikan masalah dengan cara kekerasan daripada
musyawarah
|
-
|
6
|
14
|
-
|
-
|
|||||
4
|
Kekerasan atau tawuran adalah perilaku yang dianggap wajar dalam
masyarakat
|
-
|
9
|
7
|
3
|
1
|
|||||
5
|
Orang akan dianggap hebat jika berkelahi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
20
|
|||||
6
|
Kekerasan atau tawuran harus diberantas
|
20
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||
7
|
Saya lebih suka melampiaskan kemarahan saya dengan cara olahraga daripada
berkelahi
|
-
|
13
|
5
|
2
|
-
|
|||||
8
|
Tawuran diakibatkan kesalahpahaman dan juga oleh cinta
|
11
|
9
|
-
|
-
|
-
|
|||||
9
|
Saya berkelahi untuk membela diri.
|
9
|
5
|
5
|
1
|
-
|
|||||
10
|
Tawuran adalah kebiasaan masyarakat Indonesia
|
-
|
2
|
1
|
3
|
14
|
|||||
11
|
Tawuran membuat orang lain menderita
|
20
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||
12
|
Masyarakat merasa tertekan jika terjadi tawuran di daerah sekitar tempat
tinggalnya
|
20
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||
13
|
Masyarakat ikut menonton apabila ada terjadi tawuran
|
2
|
12
|
6
|
-
|
-
|
|||||
14
|
Masyarakat ikut melerai apabila ada terjadi tawuran
|
9
|
8
|
3
|
-
|
-
|
|||||
15
|
Masyarakat hanya menelpon aparat keamanan dan berlindung di rumah
|
17
|
3
|
-
|
-
|
-
|
|||||
16
|
Solidaritas dapat menyebabkan tawuran
|
20
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||
17
|
Solidaritas menyebabkan kekacauan di masyarakat
|
3
|
-
|
15
|
2
|
-
|
|||||
18
|
Solidaritas menyebabkan keuntungan
|
14
|
3
|
3
|
-
|
-
|
|||||
19
|
Solidaritas menyebabkan kerugian
|
2
|
5
|
10
|
3
|
-
|
|||||
20
|
Tawuran terjadi karena tidak ada yang mau mengalah
|
14
|
6
|
-
|
-
|
-
|
|||||
21
|
Tawuran memiliki keuntungan tersendiri terhadap pelaku
|
-
|
1
|
-
|
6
|
13
|
|||||
22
|
Solidaritas yang menyebabkan perpecahan terjadi di pelajar SMP
|
-
|
15
|
5
|
-
|
-
|
|||||
23
|
Solidaritas yang menyebabkan perpecahan sering terjadi di pelajar SMA
|
13
|
6
|
1
|
-
|
-
|
|||||
24
|
Keegoisan menyebabkan tawuran terjadi
|
20
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||
25
|
Sekolah mengetahui bahwa siswa/siswinya tawuran
|
-
|
11
|
9
|
-
|
-
|
|||||
26
|
Aparat keamanan sudah bertindak tegas
|
-
|
2
|
1
|
10
|
7
|
|||||
27
|
Sekolah mengambil sanksi bagi siswa/siswi yang mengikuti tawuran
|
20
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||
28
|
Siswa/siswi yang mengikuti tawuran di kucilkan di sekolah
|
10
|
10
|
-
|
-
|
-
|
|||||
Jumlah Jawaban
|
3.8.2 TABEL HASIL ANGKET PENELITIAN
Angket untuk kelas : X dan XI
SMA 2 Balikpapan
Jumlah responden : 20 Pelajar
Jumlah pertanyaan : 28 Pertanyaan
Jumlah responden : 20 Pelajar
Jumlah pertanyaan : 28 Pertanyaan
No soal
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
Jumlah jawaban
|
||
A
|
B
|
C
|
|||
1
|
Apakah tawuran pelajar sering terjadi
dibalikpapapan ?
|
8
|
8
|
4
|
20
|
2
|
Menurut anda tingkatan sekolah yang lebih
sering melakukan tawuran
|
18
|
2
|
-
|
20
|
3
|
Apakah sekolah sering melakukan tindakan
pencegahan terhadap pelajarnya untuk tidak melakukan aksi tawuran ?
|
19
|
1
|
-
|
20
|
4
|
Menurut anda apakah sebuah sekolah berpengaruh
terhadap kemungkinan pelajarnya melakukan tawuran ?
|
2
|
8
|
10
|
20
|
5
|
Pihak
manakah yang paling tepat untuk menanggani masalah tawuran antar pelajar ?
|
2
|
9
|
9
|
20
|
6
|
Apakah aksi tawuran antar pelajar ini meresahkan masyarakat ?
|
11
|
8
|
1
|
20
|
7
|
Apa yang akan anda lakukan jika anda melihat
tawuran pelajar ?
|
17
|
|
3
|
20
|
8
|
Menurut anda masalah apakah yang membuat
tawuran antar pelajar terjadi
|
2
|
1
|
17
|
20
|
9
|
Apakah tawuran dapat dihilangkan dilingkungan
pelajar ?
|
6
|
6
|
8
|
20
|
10
|
Lingkungan manakah yang menjadi pengaruh utama
penyebab terjadinya tawuran pelajar ?
|
11
|
8
|
1
|
20
|
11
|
Apakah tawuran pelajar sering terjadi di
daerah ini ?
|
15
|
8
|
7
|
20
|
12
|
Apakah penyebab utama tawuran tersebut ?
|
12
|
8
|
-
|
20
|
13
|
Siapakah pelaku tawuran tersebut ?
|
2
|
3
|
15
|
20
|
14
|
Apakah warga merasa terganggu ?
|
12
|
5
|
8
|
20
|
15
|
Apakah aparat telah bertindak tegas ?
|
5
|
5
|
10
|
20
|
16
|
Apakah sekolah sudah saling tahu akan hal
tersebut ?
|
12
|
8
|
-
|
20
|
17
|
Apakah perlu pelaku mendapat sanksi ?
|
-
|
-
|
20
|
20
|
18
|
Dimana hal tersebut sering terjadi ?
|
1
|
1
|
18
|
20
|
19
|
Apakah
hal tersebut mengakibatkan kerugian secara materi?
|
12
|
4
|
4
|
20
|
20
|
Apakah
factor keluarga berpengaruh terhadap masalah ini ?
|
10
|
2
|
8
|
20
|
21
|
Apakah
pelaku tawuran menggunakan senjata tajam?
|
-
|
1
|
19
|
20
|
22
|
Apakah sekolah tidak mencegah masalah tersebut
?
|
11
|
8
|
1
|
20
|
23
|
Apakah sekolah sudah berhasil dalam mencegah
terjadinya tawuran ?
|
-
|
20
|
-
|
20
|
24
|
Apakah
pemerintah telah menanggapi pelajar yang mengikuti tawuran ?
|
7
|
13
|
-
|
20
|
25
|
Menurut anda, apakah upaya yang dilakukan
pemerintah sudah berhasil menangani masalah ini ?
|
-
|
15
|
5
|
20
|
26
|
Kenapa tauran sering terjadi dilingkungan
pelajar?
|
2
|
8
|
10
|
20
|
27
|
Kapan saja waktu yang sering dilakukan pelajar
untuk melakukan aksi tauran ?
|
1
|
1
|
18
|
20
|
28
|
Barang apa yang mungkin mereka bawa saat
melakukan tawuran?
|
6
|
4
|
10
|
20
|
Jumlah Data
|
221
|
166
|
188
|
560
|
3.8.3 DATA HASIL WAWANCARA
Profil
Narasumber:
-
Nama: Kompol Sumiran, Amd.
-
Pekerjaan: anggota POLRI
-
Alamat: JL.DI.Panjaitan RT 87 no
72 Karang Rejo
-
No telepon: 08125592687
Waktu
Wawancara
-
Hari: Rabu, 11 Mei 2016
-
Tempat:
JL.DI.Panjaitan RT 87 no 72 Karang Rejo
-
Waktu: 16.00 – selesai
Pertanyaan
-
Pendahuluan
1. Assalamualaikum
– waalaikumsalam
2. Bagaimana
kabar bapak? – Alhamdulillah baik nak
3. Apakah
bapak sedang sibuk? – ya sebenarnya sibuk tetapi jika diperlukan akan bapak
usahakan
4. Apakah
hari ini bapak sedang libur bekerja? – kebetulan hari ini hari sabtu jadi libur
5. Bapak
kerja dimana? – di POLDA Balikpapan
6. Bekerja
dibidang apa pak? – di bidang IT
7. Oke
bisa kita mulai sekarang pak wawancaranya – iya silahkan
-
Integrasi
1. Apa
arti tawuran menurut bapak? – menurut saya tawuran itu adalah suatu
perselisihan diantara pihak satu dengan pihak yang lain dengan latar belakang
yang berbeda-beda, dan memiliki maksud dan tujuan tertentu.
2. Apakah
di Balikpapan banyak terdapat kasus tawuran? – Menurut saya tidak terlalu
banyak juga, tetapi pernah terjadi.
3. Lalu
wilayah mana yang sering bapak temukan kasus tawuran? –biasanya daerah yang
banyak terdapat sekolah/banyak pelajarnya, seperti gunung pasir, ring road dll
4. Siapa
saja yang sering terlibat tawuran tersebut? – pelajar SMA/SMK bahkan SMP dan
remaja-remaja lain yang tidak bersekolah.
5. Kapan
biasanya tawuran tersebut sering terjadi? –biasanya setelah jam sekolah atau
jam kosong dan saat classmeeting.
6. Apakah
pihak yang terlibat itu saat terjadi tawuran sedang bolos sekolah? – Mungkin
saja, atau saat sekolah, liburan, bahkan saat classmeeting sekalipun.
7. Apakah
pihak sekolah/orang tua mereka mengetahui apa yang anaknya lakukan? – Menurut
saya tidak, mereka baru mengetahui setelah pelajar tersebut kita tangkap dan
kita akan menghubungi pihak yang bertanggung jawab atas dirinya.
-
Disintegrasi
1. Apa
yang menyebabkan tawuran tersebut terjadi? – Banyak sekali faktornya, adanya
perselisihan diantara kedua pihak tanpa adanya penyelesaian, kurangnya pengawasan,antara
lain sikap mereka yang masih labil, solidaritas antar geng yang tinggi, dan
faktor lain baik internal maupun eksternal.
2. Apakah
ada korban saat tawuran tersebut berlangsung – korban itu pasti ada baik itu
luka ringan maupun luka berat, bahkan mungkin terjadi kematian.
3. Siapakah
korban tersebut? Apakah korban dari pelaku tawuran atau masyarakat sekitar? – bisa
diantara semua pihaknya, baik itu pelaku tawuran ataupun masyarakat sekitar
yang menimbulkan kerugian material atau jiwa.
4. Apa
yang menyebabkan korban dapat terluka? – korban terluka akibat lemparan batu,
pukulan dari pihak lain, atau serangan senjata tajam, jika hanya menggunakan
tangan kosong hanya ditimbulkan luka memar tetapi ketika sudah menggunakan
benda keras akan menimbulkan luka berat bahkan bisa sampai kematian.
5. Bagaimana
reaksi masyarakat atas hal tersebut? – masyarakat sangat sigap akan kondisi
tersebut, jika mereka bisa melerai pasti akan melerai tetapi jika mereka tidak
mampu maka mereka akan meminta bantuan pihak lain atau menelepon sekolah serta
pihak keamanan dari kepolisian.
6. Siapakah
yang melerai tawuran tersebut? – kalau warga bisa melerai pasti mereka yang
akan melerai,tetapi jika tidak mereka akan mengubungi aparat keamanan.
7. Bagaimana
reaksi tawuran pada saat aparat keamanan datang untuk menghentikan? – biasanya
mereka akan lari dan kabur karena takut
-
Reintegrasi
1. Apa
yang aparat kemanan lakukan untuk mengehntikan tawuran tersebut? – mereka
memberi keamanan dengan cara memisahkan mereka, jika tidak kunjung selesai maka
mereka akan menangkap para pelaku.
2. Hukuman
apa yang biasanya pihak keamanan berikan pada sang pelaku? – biasanya hanya
panggilan orang tua dan ditahan beberapa hari saja
3. Apakah
masyarakat sekitar juga memberikan hukuman untuk pelaku tawuran? – Masyarakat
hanya menyerahkan masalah ini pada pihak keamanan saja
4. Apakah
pelaku tawuran dikucilkan oleh masyarakat? – tentu saja Karena masyarakat sudah
menilai bahwa pelaku tawuran ini memliki sikap yang kurang baik
5. Apa
reaksi orang tua/pihak sekolah saat mengetahui bahwa anaknya terlibat tawuran?
– tentu saja mereka sangat kecewa
6. Hukuman
apa yang diberikan orang tua/ pihak sekolah kepada pelaku? – biasanya hanya
peringatan dan nasehat belaka, untuk sekolah biasanya dilakukan skorsing dan
surat peringatan jika melakukan kesalahan
yang sama akan di keluarkan dari sekolah.
7. Bagaimana
cara mencegah hal seperti ini agar tidak terulang kembali? – perlu adanya
kesadaran dari diri masing-masing agar tidak melakukan hal yang sama, perlu
menyibukkan diri dengan hal-hal positif, perlu adanya perhatian lebih dari
orang tua/sekolah, dan lebih menghargai perbedaan.
3.9 ANALISIS DATA
3.9.1 KUISIONER
Dari
hasil quisioner yang kita peroleh dengan cara membagikan quisioner tersebut
kepada pelajar kelas X dan XI SMA 2 Balikpapan, kita membagikan quisioner
kepada 20 orang dengan jumlah pertanyaan 28 pertanyaan, bahwa sebanyak 43,39%
responden menyatakan sangat setuju, 23,21%
(243 jawaban) menyatakan setuju, 16,07% (130 jawaban) menyatakan kurang setuju, 6,6% (37 jawaban)
menyatakan tidak setuju, dan 10,71% (90 jawaban) menyatakan sangat tidak
setuju, jadi jumlah seluruh jawaban ada 560 jawaban.
3.9.2 ANGKET
Dari hasil angket yang kita peroleh dengan cara
membagikan angket kepada pelajar kelas X dan XI SMA 2 Balikpapan, kita
membagikan angket tersebut kepada 20 orang dengan jumlah pertanyaan 28
pertanyaan. Angket tersebut kita beri pilihan A, B, dan C. hasilnya menyatakan
bahwa sebanyak 39,46% (221 jawaban) memilih option A, 29,64% (166 jawaban)
memilih option B, dan 33,57% (188 jawaban) memilih option C, jadi jumlah
seluruh jawaban ada 560 jawaban.
3.9.3 WAWANCARA
Dari hasil wawancara yang kami lakukan
kepada bapak kompol Sumiran, Amd. kami mendapatkan informasi bahwa di
Balikpapan sendiri jarang terjadi tawuran antar pelajar tetapi beberapa kali
tawuran itu sendiri pernah terjadi, tempat yang paling sering terdapat tawuran
adalah daerah yang banyak terdapat sekolah disana seperti gunung pasir dan ring
road, tawuran sendiri terjadi karena adanya perselisihan diantara para pihak
tetapi tidak kunjung mendapatkan solusi dan kurangnya pengawasan dari pihak
sekolah sendiri. Tawuran bisa terjadi kapan saja tetapi paling sering ditemukan
saat jam kosong/classmeeting serta liburan sekolah. Lalu yang menghentikan
kasus tersebut pertama kali adalah masyarakat sekitar, tetapi jika mereka tidak
mampu untuk menghentikan maka mereka akan menghubungi pihak yang berwajib. Hukuman
yang diberikan aparat keamanan pada pelaku tawuran adalah pembinaan,
pemanggilan pihak sekolah/orang tua, hingga hukuman penjara apabila pelaku
tersebut telah melakukan kesalahan yang berat. Solusi agar tawuran ini tidak
terjadi kembali adalah membiasakan diri dengan perbedaan, menanamkan sikap
toleransi, menyibukkan diri dengan kegiatan positif, serta meningkatkan
pengawasan dari pihak sekolah/orang tua kepada anak-anaknya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Tawuran
adalah masalah sosial berupa pertikaian diantara 2 kelompok atau lebih yang
dilakukan dengan cara kekerasan dan menimbulkan banyak dampak negative. Tawuran
biasanya terjadi pada remaja usia 12-19 tahun.
Pelajar masih belum bisa mengendalikan emosi, ego masing-masing, disebabkan itu masih sering terjadinya tawuran, penyebabnya tawuran
pun beragam diantaranya faktor internal, ekternal, dan
sebagainya.
Semua
itu dikarenakan pelajar sekarang mentalnya mudah naik turun, akal sehat dan
pikiran panjangnya pun tidak digunakan. Mereka hanya mementingkan kepentingan
sendiri atau golongan atau menuruti emosi atau juga mengandalkan ototnya saja,
seperti tawuran antar siswa. Akhirnya pun akibat yang mereka rasakan berat bagi
keluarga, masyarakat, bahkan negara sekalipun.
Keadaan
itupun diperparah dengan mulai mengalirnya kekerasan yang mulai menutupi budaya
yang sopan, dan melalui media-media massa, seperti koran atau majalah, dan
media-media elektronik, seperti halnya televisi atau internet.
Apalagi
di zaman serba modernisasi dan globalisasi, informasi tersebut makin menyebar
ke seluruh pelosok dunia. Budaya sopan santun dari Indonesia pun mulai
ditanggalkan dan hanya dianggap kuno. Makin banyak anak yang tidak punya sopan
santun dan tata krama terhadap teman, bahkan terhadap orang tua.
Adapun
akibat adanya tawuran yaitu Kerugian fisik, pelajarpun yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban.
Baik itu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian. Masyarakat
sekitar juga dirugikan. Kemudian Terganggunya proses belajar mengajar
sehingga Menurunnya moralitas para pelajar. Dan yang jelas Hilangnya perasaan
peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai.
Cara mencegah tawuran yaitu Bekali diri dengan pengetahuan agama
sebanyak-banyaknya. Ini juga bisa menjadi pesan serius untuk para orang
Tua, untuk jangan hanya mengarahkan anak anak mereka untuk berprestasi dalam
pelajaran-pelajaran dunia saja, akan tetapi harus diimbangi dengan prestasi
ahlak dan budi pekerti dengan mengarahkan anak anak mereka untuk belajar agama
di luar waktu sekolah.
Di Balikpapan sendiri jarang terjadi tawuran antar
pelajar tetapi beberapa kali tawuran itu sendiri pernah terjadi, tempat yang
paling sering terdapat tawuran adalah daerah yang banyak terdapat sekolah
disana seperti gunung pasir dan ring road, tawuran sendiri terjadi karena
adanya perselisihan diantara para pihak tetapi tidak kunjung mendapatkan solusi
dan kurangnya pengawasan dari pihak sekolah sendiri. Tawuran bisa terjadi kapan
saja tetapi paling sering ditemukan saat jam kosong/classmeeting serta liburan
sekolah. Lalu yang menghentikan kasus tersebut pertama kali adalah masyarakat
sekitar, tetapi jika mereka tidak mampu untuk menghentikan maka mereka akan
menghubungi pihak yang berwajib. Hukuman yang diberikan aparat keamanan pada
pelaku tawuran adalah pembinaan, pemanggilan pihak sekolah/orang tua, hingga
hukuman penjara apabila pelaku tersebut telah melakukan kesalahan yang berat.
Solusi agar tawuran ini tidak terjadi kembali adalah membiasakan diri dengan
perbedaan, menanamkan sikap toleransi, menyibukkan diri dengan kegiatan
positif, serta meningkatkan pengawasan dari pihak sekolah/orang tua kepada
anak-anaknya.
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
V.1 KESIMPULAN
Dari data yang kami ambil dari Pelajar
SMA 2 Balikpapan , kami
menyimpulkan bahwa 95% Pelajar SMA 2
Balikpapan kelas X dan
XI sudah mengetahui tentang
adanya tawuran di kalanga pelajar, maupun masyarakat umum lainya, dan
dari data yang kami
ambil ternyata ada siswa yang pernah tawuran, maupun tidak pernah
tawuran, sebagian besar pelajar tidak pernah tawuran sebesar 98% dan 2% pernah
tawuran.
V.2 SARAN
Pelajar Indonesia diharapkan membuka
mata lebar – lebar dan menyadari atas fungsi dan peranya sebagai generasi
penerus bangsa, sehingga tidak terjerumus pada demoralisai atau penurunan moral
bangsa. Menanamkan akhlak yang baik kepada anak sejak dini sangat diperlukan
dalam membentuk manusia yang berakhlakul karimah saat besar nanti.
Peranan pihak sekolah dan
orang tua juga sangat besar dalam menghindarkan anaknya dari pengaruh buruk
lingkungan, mereka bisa menanamkan sikap yang baik dan memberi nasihat serta
masukan-masukan yang berguna.
Pelajar juga harus bisa memilah
sendiri hal yang baik dan buruk bagi kelangsungan hidupnya, harus pintar dalam
memilih pergaulan dan mulai membiasakan diri bergabung dalam kegiatan-kegiatan
positif.
Dengan penelitian ini kami harap mampu
memberikan masukan akan pentingnya pendidikan karakter dalam demoralisasi
bangsa, khususnya tawuran antar pelajar.
BAB 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB 7
LAMPIRAN
1. LAMPIRAN
DATA
1.1 ANGKET
ANGKET
NAMA :
KELAS :
USIA :
Pilihlah jawaban di bawah ini dengan cara menyilang (x)
salah satu jawaban yang menurut anda tepat!
1. Apakah tawuran pelajar sering terjadi
dibalikpapapan ?
a.
Sering
b. Kadang c. Tidak pernah
2. Menurut anda tingkatan sekolah yang lebih
sering melakukan tawuran ?
a.
SD b.SMP c. SMA
3. Apakah sekolah sering melakukan tindakan
pencegahan terhadap pelajarnya untuk tidak melakukan aksi tawuran ?
a.
Sering b. Kadang c.Tidak pernah
4. Menurut anda apakah sebuah sekolah
berpengaruh terhadap kemungkinan pelajarnya melakukan tawuran ?
a.
Ya b. Tidak c. Mungkin saja
5. Pihak manakah yang paling tepat untuk
menanggani masalah tawuran antar pelajar ?
a.
Polisi
b. KPA
c.
Sekolah
yang membina pelajar tersebut
6. Apakah aksi tawuran antar pelajar ini meresahkan masyarakat ?
a.
Sangat
meresahkan
b.
Iya
c.
Tidak
sama sekali
7. Apa yang akan anda lakukan jika anda melihat
tawuran pelajar ?
a.
Ditonton
b.
Hubungi
pihak yang dapat menghentikan tauran tersebut
c.
Abaikan
8. Menurut anda masalah apakah yang membuat
tawuran antar pelajar terjadi ?
a.
Permusuhan
antar sekolah
b.
Masalah
pribadi
c.
Hanya
iseng belakang
9. Apakah tawuran dapat dihilangkan dilingkungan
pelajar ?
a.
Bisa b. Mungkin saja c. Mustahil
10. Lingkungan manakah yang menjadi pengaruh utama
penyebab terjadinya tawuran pelajar ?
a.
Sekolah b. Keluarga c.
Teman sepermainan
11. Apakah
tawuran pelajar sering terjadi di daerah ini ?
a.
Sering
b. kadang c. tidak pernah
12. Apakah penyebab utama tawuran tersebut ?
a.
Salah
paham b. masalah keluarga c.
urusan pribadi
13. Siapakah pelaku tawuran tersebut ?
a.
Pelajar b. buruh c. mahasiswa
14. Apakah warga merasa terganggu ?
a.
Sangat b. biasa saja c. tidak
15. Apakah aparat telah bertindak tegas ?
a.
Sudah b. belum c. tidak
16. Apakah sekolah sudah saling tahu akan hal
tersebut ?
a.
Sudah b. belum c. tidak perlu
17. Apakah perlu pelaku mendapat sanksi ?
a.
Perlu b. sangat perlu c. tidak perlu
18. Dimana hal tersebut sering terjadi ?
a.
Sekolah
b. di jalan raya c. mall
19. Apakah hal tersebut mengakibatkan kerugian
secara materi?
a.
Iya b. tidak c. lumayan
20. Apakah factor keluarga berpengaruh terhadap
masalah ini ?
a.
Iya b. lumayan c. tidak
21. Apakah pelaku tawuran menggunakan senjata
tajam?
a.
Iya
b. sebagian c. tidak ada
22. Apakah sekolah tidak mencegah masalah
tersebut ?
a.
Sudah b. belum c. tidak sama sekali
23. Apakah sekolah sudah berhasil dalam mencegah
terjadinya tawuran ?
a.
Sudah b. belum c. lumayan
24. Apakah pemerintah telah menanggapi pelajar
yang mengikuti tawuran ?
a.
Sudah b. belum c. tidak ada
25. Menurut anda, apakah upaya yang dilakukan
pemerintah sudah berhasil menangani masalah ini ?
a.
Berhasil b. ragu-ragu c. tidak berhasil
26. Kenapa tauran sering terjadi dilingkungan
pelajar?
a.
Sikap
pelajar yang masih labil
b.
Ingin
dikira jagoan
c.
Tidak
tahu
27. Kapan saja waktu yang sering dilakukan
pelajar untuk melakukan aksi tauran ?
b.
Pagi
c.
Siang
d.
Kapan
saja bisa terjadi
28. Barang apa yang mungkin mereka bawa saat
melakukan tawuran?
a.
Gir
b.
Bambu
c.
Batu
dan senjata lain
1.2 KUISIONER
Kuisioner
Nama :
Kelas :
Usia :
Beri tanda centang pada kolom yang kalian anggap paling
tepat!
NO
|
Pertanyaan
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
1
|
Saya tidak suka kekerasan karena dilarang agama
|
|
|
|
|
|
2
|
Saya pernah memukul seseorang karena masalah sepele
|
|
|
|
|
|
3
|
Orang lebih senang menyelesaikan masalah dengan cara kekerasan daripada
musyawarah
|
|
|
|
|
|
4
|
Kekerasan atau tawuran adalah perilaku yang dianggap wajar dalam
masyarakat
|
|
|
|
|
|
5
|
Orang akan dianggap hebat jika berkelahi
|
|
|
|
|
|
6
|
Kekerasan atau tawuran harus diberantas
|
|
|
|
|
|
7
|
Saya lebih suka melampiaskan kemarahan saya dengan cara olahraga daripada
berkelahi
|
|
|
|
|
|
8
|
Tawuran diakibatkan kesalahpahaman dan juga oleh cinta
|
|
|
|
|
|
9
|
Saya berkelahi untuk membela diri.
|
|
|
|
|
|
10
|
Tawuran adalah kebiasaan masyarakat Indonesia
|
|
|
|
|
|
11
|
Tawuran membuat orang lain menderita
|
|
|
|
|
|
12
|
Masyarakat merasa tertekan jika terjadi tawuran di daerah sekitar tempat
tinggalnya
|
|
|
|
|
|
13
|
Masyarakat ikut menonton apabila ada terjadi tawuran
|
|
|
|
|
|
14
|
Masyarakat ikut melerai apabila ada terjadi tawuran
|
|
|
|
|
|
15
|
Masyarakat hanya menelpon aparat keamanan dan berlindung di rumah
|
|
|
|
|
|
16
|
Solidaritas dapat menyebabkan tawuran
|
|
|
|
|
|
17
|
Solidaritas menyebabkan kekacauan di masyarakat
|
|
|
|
|
|
18
|
Solidaritas menyebabkan keuntungan
|
|
|
|
|
|
19
|
Solidaritas menyebabkan kerugian
|
|
|
|
|
|
20
|
Tawuran terjadi karena tidak ada yang mau mengalah
|
|
|
|
|
|
21
|
Tawuran memiliki keuntungan tersendiri terhadap pelaku
|
|
|
|
|
|
22
|
Solidaritas yang menyebabkan perpecahan terjadi di pelajar SMP
|
|
|
|
|
|
23
|
Solidaritas yang menyebabkan perpecahan sering terjadi di pelajar SMA
|
|
|
|
|
|
24
|
Keegoisan menyebabkan tawuran terjadi
|
|
|
|
|
|
25
|
Sekolah mengetahui bahwa siswa/siswinya tawuran
|
|
|
|
|
|
26
|
Aparat keamanan sudah bertindak tegas
|
|
|
|
|
|
27
|
Sekolah mengambil sanksi bagi siswa/siswi yang mengikuti tawuran
|
|
|
|
|
|
28
|
Siswa/siswi yang mengikuti tawuran di kucilkan di sekolah
|
|
|
|
|
|
Apa yang harus di lakukan Gereja , Keluarga , Pemerintah, dan Masyarakat dalam Menangani Penyimpangan Sosial Tawuran Pelajar.
BalasHapusGereja
• Beberapa majelis Gereja mendatangi Jemaat yang kecanduan terhadap tawuran dan menanyakan mengapa bisa seperti itu.
• Memberikan Konseling bagi orang yang sering tawuran. Misalnya mengajak ke Gereja , Mengajak untuk ikut Perkumpulan Gereja.
Keluarga
• Menasehati secara pelan – pelan untuk tidak melakukan hal yang menyimpang.
• Mengajak untuk Beribadah ke Gereja.
• Memintanya agar lebih baik mencari pekerjaan dari pada tawuran tdak jelas.
Pemerintah
• Harus tegar dan cepat tanggap untuk memberantas tawuran pelajar, tidak banyak omong tapi pembicaraannya harus masuk akal namun bisa menghentikan tawuran dan menyentuh hati si orang yang tawuran tersebut.
• Selalu meminta polisi untuk berpatroli setiap malam, pagi, siang maupun sore. Agar tidak ada tawuran pelajar di mana-mana. usahakan patroli tidak selalu mengganggu warga sekitar yang tidak tawuran, agar tidak membuat warga marah.
• Membuka dan meningkatkan lapangan Pekerjaan.
• Pemerintah bekerja sama dengan warga sekitar untuk mencegah, mengecek sekitar daerah tersebut agak tawuran tidak terjadi lagi.
Masyarakat
• Melaporkan ke Pihak yang berwajib